Jalan-Jalan Ke Tempat-Tempat Wisata Menarik di Jogja Bersama Hijaber Cantik Dinna Dea Anggaraeni
Saturday, November 4, 2017
Edit
Jalan-Jalan Ke Tempat-Tempat Wisata Menarik di Jogja Bersama Hijaber Cantik Dinna Dea Anggaraeni
Wisata Holik - Kota Jogja memang tidak hanya terkenal sebagai kota Pelajar, tapi juga kota seribu wisata. Bagaimana tidak hampir setiap titik di Kota dapat dipastikan ada tempat plesiran yang sayang untuk dilewatkan, tidak heran jika banyak orang-orang yang nekat ingin mengunjungi tempat ini untuk melakukan jalan-jalan dan menikmati setiap sudut kota Jogja yang sering didengar lewat tembang yang dibawakan oleh Katon Bagaskara.
Dari sekian banyak orang yang tertarik datang ke kota, ini salah satunya adalah Dinna Dea Anggareni, Dinna Dea Angraeni akan menceritakan kisah menariknya selama tiga hari berkeliling Kota Jogja. Kisah ini juga bisa dibaca melalui blog pribadi Dinna yakni Dinnadea.Blogspot.co.id.
Trip Hari Pertama (Day 1) : Taman Sari, 3D Art De Mata dan Museum De Arca
"Nekat" Mungkin itu kalimat yang paling pertama yang terlintas di kepala-teman aku ketika mendengar rencanaku ingin pergi ke Jogja Sendirian. Jangankan mereka, saya sendiri sebenarnya masih merasa rag-ragu, namun ketika tiket kereta api dari Kricon tujuan Lempuyangan sudah ada di tangan tentu saja sudah tidak ada lagi yang bisa menghentikan langkah ini memenuhi panggilan wisata.
Kereta kemudian berangkat dari Kricon pada pukul 5.20 pagi, kereta ini kebetulan sudah sangat lama sekali sejak terakhir kali aku menumpanginya, paling tidak 5 tahun lalu dengan tujuan yang sama dengan tujuan hari ini, yakni kota Pelajar, Yogyakarta. Tentu saja keadan kereta saat ini dengan keadaan lima tahun lalu sangat berbeda. Di dalam kereta sudah tidak ada orang yang jualan, gak ada yang berdiri, toilet sudah nyaman dan setiap gerbong sudah dilengkapi dengan AC bahkan untuk kelas ekonomi sekalipun.
Berbagi Kisah dengan Stranger di Atas Kereta Api
Hari ini saya mendapatkan teman seperjalanan yang ketemu di kereta yakni, seorang pria yang hobinya travelling dan kali ini tujuan ke gunung Merbabu, seorang bapak pensiunan PTDI dan bapak yang pendiam yang selam perjalanan hanya duduk di pojokan menunggu stasiun yang dituju.
Ada banyak kisah yang dibagi oleh mas Traveller kepadaku, katanya ada banyak destinasi wisata di sekitar pulau jawa yang wajib di kunjungi bagi para traveller kalau memang suka dengan wisata alam. Salah satu pulau yang high rate adalah Karimun Jawa, Pulau Biawak, Pulau Peucang, dan lain-lain. Sambil bercerita, Mas Traveller menunjukkan banyak foto di blog pribadinya, yang sumpah bikin ngiler dan pokoknya someday, aku harus ke tempat-tempat yang diceritain tadi.
Dari Stasiun, Mbak Nisa lalu mengantarkan saya ke sebuah penginapan yang sudah saya booking terlebih dahulu yakni Wisma Ainar'd yang lumayan murah, Pada saat itu tarif hanya 100 ribu rupiah setiap malam. meskipun fasilitasnya hanya tv dan kamar mandi, tanpa dilengkapi dengan AC, tapi lumayanlah.
Selain menyimpan barang-barang di Wisma, lanjutkan perjalan ke Keraton Jogja dan Taman Sari. Sampai di taman sari ada beberapa orang yang sedang asik jalan-jalan di sana, karena saya sendiri belum tau lokasi dengan baik, akhirnya saya memutuskan untuk mengikuti mereka, ternyata mereka nyasar.
Taman Sari dapat digambarkan sebagai salah satu tempat beribadah orang jawa kejawen sebelum Islam masuk ke Indonesia. Suasana agak horor karena pintu masuknya melalui sebuah gua. Suasana agak lembab dan di tengah ada tangga dengan bentuk yang agak aneh. Tangga tersebut bercabang empat dan terletak pas di tengah-tengah bangunan. Saat islam masuk ke Jawa konon tempat ini pernah dijadikan tempat sholat.
Setalah Islam Masuk, Tangga kemudian di bangun yang terdiri dari lima buah tangga yang mencerminkan rukun Islam sedangkan 9 anak tangga menunjukkan jumlah wali yang menyebarkan islam di tanah Jawa. Di bagian terdapat sebuah mimbar dan di bawahnya terdapat sebuah sumur resapan. Paling tidak ini adalah penjelasan yang saya dapatkan dara mbak Nisa.
Taman Sari dan Museum
Jam menunjukkan pukul 14.10 waktu setempat, akhirnya kereta melambatkan lajunya, pertanda stasiun Lempuyangan sudah ada di depan mata. Seketika turun dari Kereta Api, aku turun dan sedikit kebingunan karena belum tau mau kemana. Saya akhirnya memutuskan untuk menelfon Bang Andri, Salah satu keluarga saya yang kuliah di Jogja. Setelah menelfon, Bang Andri minta tolong pada seorang temannya yang tinggal di Jogja yakni Mbak Nisa. Tidak selang beberapa lama menunggu di Stasiun Lempuyangan, akhirnya ketemu dengan Mbak Nisa.Dari Stasiun, Mbak Nisa lalu mengantarkan saya ke sebuah penginapan yang sudah saya booking terlebih dahulu yakni Wisma Ainar'd yang lumayan murah, Pada saat itu tarif hanya 100 ribu rupiah setiap malam. meskipun fasilitasnya hanya tv dan kamar mandi, tanpa dilengkapi dengan AC, tapi lumayanlah.
Selain menyimpan barang-barang di Wisma, lanjutkan perjalan ke Keraton Jogja dan Taman Sari. Sampai di taman sari ada beberapa orang yang sedang asik jalan-jalan di sana, karena saya sendiri belum tau lokasi dengan baik, akhirnya saya memutuskan untuk mengikuti mereka, ternyata mereka nyasar.
Taman Sari dapat digambarkan sebagai salah satu tempat beribadah orang jawa kejawen sebelum Islam masuk ke Indonesia. Suasana agak horor karena pintu masuknya melalui sebuah gua. Suasana agak lembab dan di tengah ada tangga dengan bentuk yang agak aneh. Tangga tersebut bercabang empat dan terletak pas di tengah-tengah bangunan. Saat islam masuk ke Jawa konon tempat ini pernah dijadikan tempat sholat.
Setalah Islam Masuk, Tangga kemudian di bangun yang terdiri dari lima buah tangga yang mencerminkan rukun Islam sedangkan 9 anak tangga menunjukkan jumlah wali yang menyebarkan islam di tanah Jawa. Di bagian terdapat sebuah mimbar dan di bawahnya terdapat sebuah sumur resapan. Paling tidak ini adalah penjelasan yang saya dapatkan dara mbak Nisa.
Selesai keliling taman Sari sambil ngambil beberapa foto dan ngobrol-ngobrol , ternyata hujan semakin deras sejak dari Stasiun, kita lanjutkan menikmati makanan khas Jogja yakni Gudeg. Setelah makan Gudeg, hujab belum berhenti, akhirnya diputuskan untuk melanjutkan jalan-jalan ke tempat indoor saja.
Akhirnya Mbak Nisa mengajak saya ke XT Square. di Xt Square ada sebuah museum 3 dimensi yang diberi nama 3D Art De Mata dan Museum De Arca. Untuk masuk ke XT Square, anda harus bayar HTM sebesar Rp. 75.000,-. Tiket tersebut sudah termasuk ke dalam ke dua museum yang disebut. Di dalam sangat keren, ada banyak lukisan yang kalau difoto dari sudut tertentu seperti foto dengan bentuk 3 dimensi, padahal lukisannya sendiri hanya dua dimensi. Oleh karena itu ada beberapa tangga yang disiapkan oleh pihak museum untuk membuat foto terlihat lebih real.
Museum De Mata
Museum De Mata
Museum De Arca
Museum 3D Art atau museim De Arca itu sendiri adalah museum yang berisi patung patung lilin dari tokoh terkenal dunia maupun Nasional. Pasti kalian kenal kan dengan beberapa foto tokoh dunia di atas. Jam 9 Malam, Museum ini segera di tutup lalu akan buka esok pagi, setelah itu Mbak Nisa Ngantarn kembali ke Wisma dan besok Pagi Mbak Nisa Ada cara jadi nggak bisa antarin lagi, jadi tidak masalah, terima kasih untuk hari ini Mbak Nisa