Jalan-Jalan Ke Pulau Samalona Bersama Wahyuni K Putri - Hijaber Cantik yang Suka Travelling
Sunday, November 5, 2017
Edit
Plesiran Ke Pulau Samalona Bersama Wahyuni K Putri - Hijaber Cantik yang Suka Travelling
Wisata Holik - Berikut cerita menarik yang dibagikan oleh Hijaber Cantik Wahyuni K Putri ketika Plesiran di Pulau Samalona. Untuk mendapatkan cerita lebih lengkap silahkan kunjungi blognya di hi-litefairy.blogspot.co.id. Oh iya Yuni adalah seorang blogger yang hobi travelling ini berasal dari kota Surabaya, namun mengambil kuliah di makassar. Bagaimana keseruan jalan-jalannya? Ini dia kisahnya.
Janjian dengan Teman
Hari Sabtu, karena bosan di kosan, Yuni memutuskan untuk pergi plesiran. Kebetulan teman kos yang lain seperti Icha, Cyntia dan Astri juga setuju untuk jalan-jalan ke luar. Tujuan plesiran kali ini adalah Pulau Samalona. Samalona itu adalah salah satu pulau yang berada dekat dengan garis pantai Makassar. Ide tentu saja datang dari Icha yang getol banget mencair ide dan tempat-tempat wisata untuk di kunjungi.
Sebelum berangkat ke Samalona, aku dan teman-teman sempetin jalan-jalan dan belanjan cemilan cemulu di MTC (Makassar Trade Center) yang juga terhubung dengan Karebosi Link. Meskipun sudah modern, di MTC pembeli harus pintar-pintar menawar agar mendapatkan harga yang tepat, kadang harga yang ditawarkan 2 sampai 3 kali harga aslinya. Misalnya pengalaman kemaren, beli tas yang awalnya ditawarkan dengan harga 350 ribu rupiah, eh saya tawar 150.000 mau di kasih. Tapi jangan senang dulu, karena kita tidak tau harga tas aslinya, bisa jadi harganya cuman 100.000 rupiah saja. Ini curhat colongan dan tidak hubungan dengan jalan-jalan ke Pulau Samalona.
Lanjut setelah puas belanja di MTC, lanjut ke Kerebosi LINK yang terhubung melalui jalur bawah tanah. Jadi untuk menuju Karebosi link tidak perlu menyeberang jalan tapi kita akan lewat lorong bawah tanah yang tentu saja tidak gelap karena dibangun beberapa sarana belanja. Tujuan bukan untuk belanja, tapi untuk foto pada tulisan Karebosi Link saja. Mengapa? Karena Karebosi adalah satu tempat yang harus di kunjungi ketika jalan-jalan ke Makassar.
Setelah puas berkeliling dan mendapatkan foto absurd seperti di atas, selanjutnya adalah berangkat menuju Pantai Losari, Tapi Anjungan pantai Losari, tepatnya berangkat ke ke Dermaga Penyeberangan Lokal yakni Kayu Bangkoa. Kalau dari Karebosi Link, naik taksi atau Ojek Online juga sudah bisa karena meskipun kecil dan terhimpit oleh bangunan besar, pelabuhan Kayu Bangkoa cukup populer di Makassar, Karena Pelabuhan ini menjadi satu-satunya pelabuhan menuju pulau-pulau kecil di Makassar seperti Samalona, Lae-laeng, Barrang Lompo, Barrang Caddi, dan Koding Areng. Jadi ingat jangan ke pantai Losari, karena di Anjungan pantai Losari tidak ada kapal penyeberangan, yang ada bebek yang digunakan orang-orang untuk orang yang suka pacaran sambil "ngambang" di atas air.
Pelabuhan Kayu Bangkoa.
Setibanya di pelabuhan Kayu Bangkoa, orang-orang di pelabuhan akan segera mengidentifikasi para pelancong yang akan menuju ke Samalona atau Lae-lae, sehingga dengan sigap mereka akan menawarkan perahu untuk menyeberang ke Pulau Samalona. Menurut informasi dari Internet yang saya baca, kalau biaya penyeberangan adalah 300 ribu rupiah, namun dengan penawaran sengit akhirnya sanga pemilik kapal bersedi mengantar kami sampai ke Pulau Samalona dengan ongkos 250 Rupiah, dengar-dengar teman pernah membayar cuman 35.000 rupiah per orang, tapi dia punya keluarga sih yang jaga di di Pulau Samalona, jadi wajar kalau harganya miring banget.
Setelah tawar menawar, akhirnya kami berangkat menuju Pulau Samalona. Selama perjalan, rasa syukur tidak henti-henti saya panjatkan kepada tuhan yang maha kuasa atas segala keagungannya. Debur ombak, angin laut dan hamparan langit luas membuatku merasa begitu kecil. Belum lagi gerombolan awan yang berarak di atas langit biru menyatu membentuk sebuah frame yang sangat indah tiada tara. Tanpa sadar akhirnya kapal sudah berjalan sekitar 15 menit dan akupun menuju ke pulau Samalona.
Icha (Jilbab Pink) Si Pencetus Pulau Samalona dan Aku |
Selama di perjalanan, ada banyak kapal yang ngambang. Aku sendiri tidak tau persis kapal apa itu, yang pasti pasti aku sempat melongo melihat kapal yang super gede dibandingkan dengan kapal kayu yang kami tumpangi. Kapal-kapal tersebut tujuan pelabuhan Sukarno Hatta sebagai pintu Indonesia Timur. Selain kapal paling tidak ada dua pulau yang kami lalui dan menurut informasi dari sang nahkoda kapal. Ke Dua pulau tersebut adalah Pulau Lae-lae dan Pulau Kahyangan.
Setelah mesin kapal bergemuruh selama 40 menit di atas lautan, akhirnya kapal mulai merapay ke dermaga pulau Samalona. Dari kapal keindahan lautnya semakin membuat hati tidak tahan untuk segera loncat dari kapal dan berenang menuju pulau, tapi karena aku tidak bawa baju ganti (Sunggu hsebuah kesalahan besar) akhirnya aku urungakn niatku sampai akhirnya kapal bener-bener dekat dengan pesisir pantai. Perasaan hati tentu saja senang dan kalimat yang paling sederhana yang dapat saya ungkapkan adalah "hwoooaaaaa..... wahhhhhh..... waaaaaoooooww.
Seketika ketika menginjakkan kaki saya di pasir pantai pulau Samalona yang berwarna putih, kami sangat senang bahkan sampai seperti anak kecil yang baru ketemu dengan air, Kami langsung coot sepatu, menyisingkan celana sampai sebetis lalu melompat dari kapal menuju pasir pantai. Hanya ada satu kata yang terbayang yakni "wonderfull". PAsirnya putih, halus, dan lautnya bersih. Hanya saja ada beberapa pemandangan tidak sedap yakni beberapa titik di sekitar pulau yang terdapat sampah. Setelah keliling dan bertemu dengan beberapa orang yang menjaga, ternyata pulau ini ada yang punya jadi pulau ini dikelola oleh seseorang sebagai dan mendapatkan izin untuk pengeloalaan tempat wisata.
Beruntung bagi kami, ketika berkunjung di pulau ini, ternyata sedang sepi sehingga pulau berasa milik pribadi, meskipun ada beberapa orang lain yang jadi pengunjung. Sepertinya mereka orang kaya, karena mereka sedang menikmati Pulau di depan teras sebuah Villa dan dihadapan saya juga terdapat sebuah Yacht mewah. Jadi pulau boleh sama, tapi kasta liburannya tentu saja berbeda. Mereka asik Snorkeling dan Main jet sky, sedangkan kami hanya bisa main pasir sambil bangun istana, Istana pasir tapi. Meskipun demikian, Samalona tetap Indah banget meskipun tidak dinikmati dari sebuah Yacht.
Suasana Pantai di Samalona
Setelah kurang lebih 3 jam bersenang-senang di Pulau Samalona, mulai dari menyusuri pantai, foto-foto main pasir, makan cemilan cemulu yang di beli dari Makassar, akhirnya kami memutuskan untuk pulang ke Makassar. Bapak Nahkoda punk mengantarkan kami pulang ke Makassar. Pengalaman hari ini memang tidak terlupakan. Next time saya akan mengunjungi pulau ini lagi.