Wisata Museum Tsunami Aceh: Mengenang Bencana Alam dengan Cara yang Elegan

Wisata Museum Tsunami Aceh: Mengenang Bencana Alam dengan Cara yang Elegan 

Wisata Holik - Mengunjungi Aceh akan kurang lengkap bila tidak berkunjung ke Museum Tsunami Aceh sebagai Salah Satu Tempat Wisata Aceh yang Harus Dikunjungi ketak ke Aceh. Bangunan yang tergolong modern ini menyimpan beragam hal menarik untuk diketahui. Seperti namanya, museum ini memang didirikan untuk mengenang kembali peristiwa dahsyat yang pernah terjadi di Tanah Rencong, yakni peristiwa tsunami yang menelan korban ratusan ribu jiwa masyarakat Aceh. Peristiwa alam tersebut terjadi pada tanggal 26 Desember 2004, pada saat itu seluruh media cetak maupun elektronik, baik dalam dan luar negeri memberitakan peristiwa besar tersebut selama berminggu-minggu bahkan berbulan-bulan. Hal ini memang membuat dunia terkejut, karena gempa berkekuatan 9,1-9,3 skala Richter ini, menerjang beberapa negara. 

Di Indonesia, tepatnya di Aceh, peristiwa tersebut kurang lebih terjadi pada pukul 08.00 pagi WIB, sehingga banyak warga yang berada di pesisir sangat terkejut dan tidak memiliki banyak waktu untuk menyelamatkan diri. Para ahli menuturkan bahwa gempa bumi tektonik yang kala itu terjadi berasal dari pergerakan lempeng Samudera Hindia, yang kemudian mendorong gerakan air laut menuju daratan. Gelombang tsunami yang saat itu terjadi, tingginya mencapai 30 meter dan mampu menerjang daratan di wilayah Indonesia, Sri Lanka, India dan Thailand. Namun, Indonesia merupakan negara yang paling parah terkena dampak dari tsunami ini. 

Karena besarnya peristiwa ini, maka pemerintah Aceh menggagas untuk mendirikan museum tsunami Aceh yang digunakan untuk berbagai keperluan. Akhirnya pada tahun 2009 diresmikanlah museum tsunami Aceh. Karena kecantikan dan kemegahan museum ini, museum ini termasuk ke dalam destinasi wisata yang sangat menarik untuk dikunjungi. Berikut ini Wisata Holik akan membahas mengenai Museum Tsunami Aceh. 

1. Di balik Desain Museum Tsunami Aceh

Kejadian tsunami Aceh merupakan bencana dashyat yang menyimpan sisi sentimental yang mendalam. Oleh karena itu, untuk mengabadikan peristiwa besar tersebut, pemerintah Aceh membuat sayembara untuk mendesain museum tsunami Aceh. Rasa duka dan haru yang dirasakan oleh warga Aceh, yang kemudian menginspirasi seorang Arsitek dalam merancang museum tsunami Aceh ini. Dialah Ridwan Kamil, nama yang tidak terlalu asing bagi kita, karena saat ini beliau dikenal sebagai walikota Bandung. Selain dikenal sebagai salah satu walikota yang menginspirasi, Ridwan Kamil adalah seorang arsitek lulusan ITB. Pada saat itu pemerintah Aceh mengadakan sayembara dalam membuat desain untuk museum Tsunami Aceh. Akhirnya, desain dari Ridwan Kamil lah yang memenangkan sayembara tersebut. 

Sebagai seseorang yang dipercaya merancang museum yang sangat berarti bagi warga Aceh, Ridwan Kamil menuturkan perasaan haru yang ia alami selama mendesain museum tersebut. Ridwan Kamil menyatakan bahwa dari sekian banyak bangunan yang ia rancang, hanya 2 bangunan yang melibatkan sisi emosinalnya, yakni Masjid Raya Bandung karena mengingatkannya pada sosok ayahnya serta Museum Tsunami Aceh. 

Dalam acara peringatan 11 tahun tsunami Aceh, Ridwan Kamil menuturkan perasaan haru-nya selama mendesain museum indah ini. Selama merancang desain museum ini, Ridwan Kamil memutar video bencana alam itu ketika melanda Aceh. Bukan hanya satu kali Ia menonton video tersebut, namun berkali-kali Ia putar, agar pesan yang ada pada museum dapat sampai kepada pengunjungnya kelak. Ia menuturkan banyak air mata yang tumpah selama merancang desain museum, maka hal inilah yang ingin ia sampaikan dari setiap sudut bangunan museum. Ia menginginkan agar desain museum tsunami Aceh tidak hanya menjadi pengingat akan peristiwa tsunami 2004, melainkan juga menjadi sarana dalam mendidik masyarakat Aceh mengenai mitigasi bencana jika gempa dan tsunami kembali melanda. Selain itu, museum ini juga diharapkan dapat menjadi tempat berlindung dan evakuasi ketika bencana alam terjadi di masa mendatang. 

Desain yang dipadukan antara duka yang mendalam dengan keilmuan arsitektur, akhirnya menjadikan museum tsunami ini sebagai desain yang sangat elegan. Tidak mengherankan jika museum tsunami ini termasuk ke dalam deretan museum terindah di Indonesia. Di satu sudut, museum ini mampu mengajak pengunjung untuk merasakan nuansa ketakutan dan mencekam pada saat tsunami terjadi, namun di sudut lain pengunjung diajak merenungkan semua yang terjadi, bahwa tidak lepas dari keesaan Allah. Di sudut lainnya, pengunjung akan mendapatkan edukasi mengenai mitigasi bencana alam. Sehingga dapat dikatakan setiap sudut yang ada di museum ini mengandung makna yang mendalam.

karya arsitektur ridwan kamil dalam merancang museum tsunami Aceh


2. Lokasi Museum Tsunami Aceh

Museum Tsunami Aceh atau Rumoh Aceh as Escape Hill saat ini telah menjadi salah satu destinasi wisata Aceh yang menarik bagi wisatawan dalam maupun luar negeri. Karena, selain ingin menikmati kemegahan serta keindahan dari gedung museum ini, wisatawan juga ingin menggali informasi mengenai peristiwa tsunami Aceh yang terjadi pada tahun 2004 silam. 

Bagi Anda yang bermaksud mengunjungi museum ini, akan sangat mudah mengakses lokasi museum ini. Karena museum ini tepat berada di jantung kota Banda Aceh yang merupakan ibu kota Nanggroe Aceh Darussalam. Lebih spesifik, museum ini berada di Jalan Sultan Iskandar Muda No.3 Suka Ramai, Baiturrahman, Kota Banda Aceh. Museum ini tepat berada di area Lapangan Blang Padang dan area Kerkhoff (pemakaman prajurit Belanda).

Untuk dapat sampai ke museum ini, Anda dapat menggunakan kendaraan pribadi atau menggunakan transportasi umum seperti labi-labi, bentor atau taksi. Jika Anda menggunakan kendaraan pribadi, dari arah Jalan Sulaeman Daud, Anda berbelok ke kiri menuju Jalan Nyak Adam Kamil 5, kemudian belok kiri lagi menuju Jalan Sultan Iskandar Muda, ikuti jalan ini hingga Anda menemukan Museum Tsunami yang tepat berada di tepi jalan. 

Namun, jika Anda menggunakan transportasi umum, seperti labi-labi. Anda dapat menggunakan labi-labi nomor 5 jurusan Terminal Punge-Ulee Lheu. Anda dapat menemukan labi-labi di pangkalan yang berada di Terminal Keudah di dekat Baiturrahman, tarifnya sekitar Rp 5.000. Namun, jika Anda menggunakan bentor atau taksi tarifnya sekitar Rp 20.000-25.000. 

3. Fasilitas Wisata di Area Rumoh Aceh as Escape Hill

Ketika Anda memasuki museum tsunami Aceh ini, Anda akan berdecak kagum akan keindahan arsitektur dan kemegahan bangunan museum ini. Jika diperhatikan dari atas museum ini membentuk gelombang tsunami, tetapi jika dilihat dari bawah nampak seperti kapal penyelamat dengan geladak yang luas sebagai tempat penyelamatan. Museum yang diresmikan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 23 Februari 2009 ini memiliki 7 unit market, 22 unit alat peraga, dan 26 unit foto atau lukisan yang menggambarkan keadaan saat tsunami menerjang Aceh. Selain itu, terdapat juga sejumlah koleksi lainnya, seperti ruang simulasi gempa, alat peraga rumah tahan gempa, alat peraga rumah tak tahan gempa dan alat peraga gelombang tsunami. 

Lorong yang menggambar suasana Tsunami Aceh

Jika Anda menyusuri seluruh area yang ada di dalam museum ini Anda akan sangat takjub dengan desain dari bangunan ini yang mengandung unsur filosofi yang sangat kental. Bangunan ini sendiri tersusun atas empat lantai ini menyimpan makna filosofi mendalam di setiap sudutnya. Museum Tsunami Aceh ini menggambarkan nilai-nilai luhur yang dianut masyarakat Aceh, seperti adanya lafadz Allah di salah satu sudut ruangan menggambarkan ikatan yang kuat masyarakat Aceh dengan nilai-nilai islami, kemudian dinding dari museum ini membentuk sekelompok orang yang sedang menarikan tari Saman. Hal ini menggambarkan kekuatan, kepercayaan dan sikap religius masyarakat Aceh. Lantai dasarnya dirancang mirip rumah panggung tradisional Aceh. Filosofi lain yang kental pada museum ini, diantaranya: 
  1. Lorong Tsunami - Pada lantai dasar ini, Anda akan memasuki area museum melalui lorong tsunami. Maksud dari lorong tsunami adalah Anda akan dibawa kepada suasana ketika tsunami terjadi. Lorong ini memiliki panjang 30 meter dan tinggi sekitar 23 meter, yang melambangkan gelombang tsunami yang menerjang Aceh. Lorong ini sangat sempit dengan adanya air mengalir di sisi kiri dan kanan. Pencahayaan di lorong ini pun dibuat remang, sehingga Anda hanya dapat merasakan suasana yang mencekam, suara gemericik air yang mengalir serta udara yang lembab. Desain ini dirancang untuk menggambarkan ketika gelombang tsunami menerjang Aceh, dan suasana kepanikan serta ketakutan yang dialami oleh warga Aceh yang ketika pagi hari dilanda gempa serta tsunami di tanahnya. 
  2. Memorial Hill (Ruang Kenangan) - Setelah memasuki lorong tsunami, Anda akan memasuki ruang kenangan. Pada ruangan kenangan ini terdapat 26 monitor yang berfungsi dengan baik, dimana setiap monitornya menampilkan foto yang berkaitan dengan bencana alam tsunami pada 2004 lalu. Ketika berada di dalam ruangan ini, Anda seolah-olah berada di dasar laut, dengan dinding-dinding yang terbuat dari kaca yang dilengkapi oleh sejumlah monitor. Sama seperti lorong tsunami, ruangan ini mampu menghadirkan suasana ketika tsunami terjadi, sehingga Anda seolah-olah turut merasakan apa yang dialami oleh masyarakat Aceh pada saat itu.
  3. Ruang Perenungan atau Ruang Doa - Ruangan selanjutnya dapat Anda jelajahi adalah ruang perenungan atau ruang do’a. Ruangan ini berbentuk sangat unik, karena berbentuk silinder dengan tinggi 30 meter yang dilengkapi dengan sumber cahaya lampu yang remang. Pada dinding ruangan ini terpatri nama-nama korban yang wafat ketika tsunami aceh melanda. Maka, pada saat berada di ruangan ini Anda dianjurkan untuk mendo’akan para korban menurut agama dan kepercayaan yang Anda yakini.  Di ujung bangunan ini, Anda akan melihat lafadz Allah yang bercahaya, yang melambangkan bahwa semua yang terjadi atas kehendak Allah, maka sebagai manusia sudah seharusnya kita menjaga hubungan yang baik dengan Sang Pencipta. Ruangan ini betul-betul menjadi ruang perenungan antara hubungan manusia dengan Tuhannya (habluminallah). Suasana yang mampu diciptakan pun akan menambah rasa haru serta duka yang mendalam ketika Anda berada di ruangan ini. 
  4. Ruang Kepanikan - Setelah itu Anda akan memasuki ruangan yang berkelok-kelok dengan pencahayaan yang minim. Hal ini masih ditujukan untuk menggambarkan kepanikan masyarakat Aceh ketika gelombang air laut menghantam daratan di pagi 26 Desember 2004 tersebut. 
  5. Jembatan Belasungkawa - Usai melewati ruangan yang berkelok-kelok, Anda akan menuju jembatan yang sangat cantik arsitekturnya. Tepat di bawah jembatan ini terdapat kolam dengan air yang jernih serta terdapat batu di tepi air yang bertuliskan ucapan terimakasih kepada negara-negara yang telah membantu rekonstruksi Aceh. Tidak hanya itu, ucapan terimakasih nampaknya betul-betul ingin disampaikan rakyat Aceh kepada dunia, karena tepat di atas jembatan ini terdapat 53 bendera negara yang menggantung sebagai wujud ucapan terimakasih kepada negara-negara tersebut. Setelah melewati jembatan, Anda dapat menyaksikan film pendek bagaimana tsunami kala itu terjadi. Anda juga dapat melihat beberapa benda yang tersisa dari tsunami, seperti jam dinding masjid Baiturrahman pada saat kejadian tsunami serta miniatur masyarakat Aceh yang berlarian ketika air laut menerjang. 
  6. Lantai Pengetahuan - Pada Lantai dua museum ini, Anda tidak akan menemukan nuansa sebagaimana tsunami terjadi pada 2004 lalu. Di sini Anda akan diberikan wawasan seputar peristiwa gempa dan tsunami. Informasi disajikan sangat menarik pada ruangan ini, karena di dalamnya akan ada ruang multimedia, ruang audio serta ruang 4 dimensi yang menginformasikan mengenai tsunami.
  7. Kemudian lantai tiga dari museum ini tersedia beberapa fasilitas-fasilitas seperti ruang geologi, perpustakaan, mushalla, serta souvenir khas Aceh. Pada ruang geologi, Anda dapat memperoleh informasi mengenai terjadinya gempa bumi dan tsunami. Informasi juga disajikan secara menarik melalui beberapa display dan alat simulasi yang terdapat dalam ruangan tersebut.
  8. Tingkat akhir pada gedung Museum Tsunami Aceh, berfungsi sebagai tempat penyelamatan darurat atau tempat evakuasi apabila terjadi tsunami atau bencana alam terjadi lagi pada masa yang akan datang. Tingkat atap ini tidak dibuka untuk umum karena mengingat konsep keselamatan dan keamanan pengunjung, dan hanya akan dibuka saat darurat atau saat dibutuhkan saja.
Karena museum tsunami Aceh ini dibangun di area lapangan Bhang Padang, maka secara tidak langsung Anda juga dapat menikmati suasana yang ada di lapangan ini. Lapangan Bhang Padang memiliki sejarah yang panjang bagi masyarakat Aceh. Pada masa lalu, lapangan ini menjadi lokasi perjuangan rakyat Aceh dalam membela tanahnya dari bangsa Belanda. Selain itu, lapangan ini juga menjadi saksi bisu masyarakat Aceh ketika tsunami memporak-porandakan Aceh. 

Di area lapangan ini, Anda akan menemukan banyak batu prasasti berbentuk kapal yang bertuliskan ucapan terimakasih atas kesetiakawanan serta perhatian negara-negara yang membantu rekonstruksi Aceh pasca tsunami. Selain itu, Anda juga akan menemukan monumen pesawat Dakota Seulawah 001, yang dalam sejarahnya pesawat ini dibeli dari sumbangan rakyat Aceh yang kemudian menjadi cikal bakal berdirinya perusahaan penerbangan niaga pertama, Indonesian Airways.

Lapangan ini berada di seberang museum tsunami Aceh, sehingga setelah Anda mengunjungi museum tsunami tidak ada salahnya jika Anda menikmati sore di area lapangan ini. Karena sebagaimana yang telah diungkapkan, lapangan ini juga menyimpan sejarah bagi masyarakat Aceh. Sehingga akan banyak informasi yang juga dapat Anda dapatkan dari area lapangan ini.

Selain lapangan Bhang Padang, tempat yang dapat dijadikan destinasi wisata yang ada di area museum tsunami Aceh, terdapat juga Kerkhoff Peucut atau area pemakaman prajurit Belanda yang tewas dalam perang Aceh. Area pemakaman ini tergolong unik, karena sangat mirip dengan makam yang di Eropa. Seluruh makam di area ini berwarna putih dan terlihat sangat artistik. Karena merupakan bagian dari bukti sejarah, Pemerintah Aceh pun berupaya menjaga area pemakaman ini. Sehingga pemakaman ini tampak indah dan terawatt. Hal ini membuat haru warga Belanda yang berkunjung ke pemakaman ini karena makam para leluhurnya dirawat sangat baik di negeri jajahannya. 

Lokasi Kerkhoff Peucut sendiri terletak di belakang museum tsunami Aceh, sehingga akan sangat dekat jika Anda ingin mengunjungi area makam ini dari museum tsunami Aceh. Karena selain mendapatkan informasi mengenai kedashyatan tsunami yang pernah menerjang Aceh, Anda juga akan dibawa menyusuri sejarah perjuangan rakyat Aceh dalam mempertahankan tanah kelahirannya. 

Cewek cantik manis hijab seksi di foto Museum Horor Tsunami Aceh

4. Fungsi Museum Tsunami Aceh 

  1. Sebagai monumen sejarah, pengingat terjadinya bencana alam terbesar yang pernah melanda Aceh serta pemberi informasi mengenai hal-hal yang berkaitan dengan peristiwa tersebut
  2. Sebagai simbol kekuatan masyarakat Aceh. Gedung ini dibangun sangat megah, yang berarti masyarakat Aceh mampu menghadapi bencana alam dan mampu bangkit pasca kejadian besar yang menimpa tanah mereka
  3. Sebagai sarana pembelajaran dan penelitian, selain sebagai monumen, informasi yang ada di museum ini sangat bermanfaat bagi pihak-pihak yang melakukan studi seputar tsunami Aceh. 
  4. Sebagai sarana pembelajaran mitigasi bencana. Mitigasi bencana menjadi hal yang diperhatikan oleh pemerintah pada saat ini. Mengingat posisi Indonesia yang berada di bawah lempeng api Asia-Pasifik, menjadikan Indonesia sebagai negara yang rawan terjadi bencana. Oleh karena itu, di salah satu sudut museum tsunami terdapat pembelajaran mitigasi bencana ketika terjadi bencana alam di kemudian hari. 
  5. Sebagai kawasan perlindungan dan evakuasi ketika bencana alam terjadi. Museum ini sengaja dibangun cukup besar, dimana salah satu fungsinya adalah sebagai lokasi perlindungan bagi warga jika suatu saat nanti terjadi bencana alam. 
  6. Sebagai pembelajaran dan pengingat bagi generasi pada masa yang akan datang, untuk dapat mengetahui bahwa di tanahnya pernah terjadi peristiwa alam besar. 
Museum Tsunami Acehyang tidak kalah menariknay dengan museum horo

5. Hal-hal yang Perlu Diketahui Ketika Mengunjungi Museum Tsunami Aceh

  1. Pengunjung tidak dikenakan biaya untuk masuk ke museum
  2. Museum dibuka pada hari Senin-Kamis pukul 09.00-12.00 dan dibuka kembali 14.00-16.30. Jum’at libur. Sabtu dan Minggu dibuka pukul 09.00-12.00 dan dibuka kembali 14.00-16.30. 
  3. Museum dilengkapi oleh beragam fasilitas yang mampu menunjang kebutuhan wisatawan, seperti: area parkir yang luas, mushala, toilet, toko souvenir, restaurant khas masakan Aceh serta warung kecil yang menjajakan berbagai panganan dengan harga yang miring di bagian luar museum.
  4. Destinasi wisata yang dekat dengan Museum Tsunami Aceh: Lapangan Bhang Padang, Korkhaff Peucut dan Masjid Raya Baitururrahman
  5. Bagi Anda yang ingin bermalam di Banda Aceh untuk dapat menjelajahi destinasi wisata lainnya selama di Banda Aceh, Anda akan dengan mudah menemukan hotel dan penginapan di Kota Banda Aceh atau di area sekitar museum Tsunami Aceh ini. 

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel