Diving dan Menyelam di Keindahan Kepulauan Wakatobi - Edisi Pulau Hoga Bareng Cewek Cantik Tashya
Saturday, December 9, 2017
Edit
Menyelam Bareng Tashya Sambil Menyusuri Indah Pulau Hoga Wakatobi
Wisata Holik - Mari kita lanjutkan edisi jalan-jalan bareng Tasyha melalui Blogpribadinya Warnahiduptahsya.com. Kali Ini cewek cantik yang bekerja sebagai Civil Engineer ini akan menceritakan perjalanan serunya di Pulau Hoga Wakatobi.
Pagi buta kamis itu tanggal 31 Desember 2015 kami sudah berkemas untuk siap-siap meninggalkan penginapan kami selama di Tomia, dengan rencana awal menuju Pulau Hoga. Berpikir akan meratapi nasib yang sudah berlalu selama tahun 2015 ini,dan kira-kira apa yang akan terjadi di tahun 2016 nanti. Jauh dari hiruk pikuk gemerlap kota di malam tahun baru, di pulau yang sepi dan mungkin jumlah nyamuk yang hidup di pulau itu jauh lebih banyak dibandingkan manusia yang hidup didalamnya hahaha. Hamparan laut yang tepat didepan penginapan, kembang api yang ada di pulau seberang yang hanya dapat dilihat dari kejauhan, Matahari terbenam terakhir yang dinikmati dengan berenang bebas di laut bagai memiliki kolam renang pribadi, diving di hari pertama pada tahun 2016, terutama yang menjadi awal racun kepengen ke wakatobi, dan akhirnya bisa menemukannya sendiri dengan mata kepala sendiri dan bukan hanya foto tag-tagan dari teman diver, hadiah tahun baru dari pulau hoga menikmati scooling fish barracuda yang luar biasa.
Pulau Hoga terletak disebelah barat Pulau Kaledupa, tepatnya Ambeua Raya Kaledupa, Wakatobi. Kami memulai perjalanan dari Pulau tomia yang membutuhkan waktu perjalanan sekitar 2 jam menggunakan kapal cepat (speedboat) yang tidak tiap hari ada, namun kami beruntung saat itu karena jika jadwal kapal biasanya yaitu kapal kayu membutuhkan waktu lebih dari 3 jam menuju pulau kaledupa, dengan membayar 70 Ribu untuk kapal cepat (Speedboat). Sesampainya di Pulau kaledupa yang hanya sebagai tempat transit, kami harus naik ojek menuju ke Pelabuhan Ambeua dengan membayar 25 Ribu, kebetulan berkenalan dengan bapak yang kerja di dinas pariwisata yang kebetulan ketemu di speedboat, yang kami mintai tolong untuk menawar ongkos ojek kami agar lebih murah. Menunggu cukup lama di Pelabuhan Ambeua, kami harus memesan kapal ojek lagi jika ingin menuju Pulau Hoga, memesan dari Penginapan yang sudah kami booking sebelumnya lewat pak Jufri, kapal ojek lebih tepatnya perahu dari Pelabuhan Ambeua hingga Pulau Hoga membutuhkan waktu sekitar 30 menit, dengan membayar 50Ribu.
Sesampainya di Pulau Hoga ribuan ikan-ikan kecil menyambut di sisi dermaga tempat kapal kami akan merapat, jelas terlihat hamparan pantai berpasir putih dengan pohon kelapa dan baleho unik sebagai assesorisnya. Terlihat sangat sepi dan tenang, pulau yang konon katanya sebagai tempat favorite para penyelam di Wakatobi. Menuju ke penginapan yang kami ambil, jaraknya cukup jauh dan agak bagian belakang jika dari arah dermaga. Awalnya kami ditawari ada penginapan yang seharga 250 Ribu/kamar, ataukah yang seharga 50 Ribu/kepala dan itulah yang menjadi pilihan kami. Penginapan yang begitu sederhana namun terlihat sangat menggagumkan, Dengan harga yang tergolong murah, kami bisa mendapatkan penginapan yang seperti cottage karena berupa 1 rumah kayu sederhana dengan teras yang langsung menghadap ke Laut, ketika masuk menemukan 2 buah tempat tidur dengan kelambu diatasnya, dan kamar mandi tepat di belakang penginapan. Mengapa tempat tidurnya berkelambu karena katanya banyak nyamuk di pulau hoga ini dan memang sudah kami buktikan sendiri, sepertinya nyamuk disana bawa parang karena kak gilang yang bahkan tidak berhenti pakai obat nyamuk oles masih tetap saja digigit oleh karena sugestinya yang berlebihan mengenai serangga terutama nyamuk, sedangkan saya santai saja disitulah kadang saya cukup senang hahahha.
Pulau ini tergolong cukup kecil dengan tak ada destinasi apapun selain bawah lautnya. Namun pemandangan dan kesunyian yang begitu menghanyutkan ini hanya Hoga yang punya. Dengan berkeliling menemukan beberapa tebing kecil dengan batu karst dan pepohonan menghiasi pemandangan yang memukau ini, bahkan terlihat ular laut ataukah ribuan ikan kecil yang berkeliaran bebas, dengan jejeran pasir pantai dan jalan setapak yang terbaik saat dijadikan background foto hehehe… Kebetulan kampung tengah sudah tidak bersahabat, dan ternyata hanya ada beberapa warung disitu dan beberapa restoran yang memang jadi satu dengan resort, maka kami hanya makan siang dengan mie instan yang minta tolong dimasakkan oleh ibu pemilik warung sebagai penganjal rasa lapar. Saran agar jika kalian backpackeran kesini, sebaiknya membawa kompor ataukah alat masak sederhana sendiri hehe untuk mengantisipasi segala kemungkinan di pulau yang terpencil ini, kebetulan saat kami datang ini hampir sebagian penduduk pulau hoga menyeberang ke pulau kaledupa untuk merayakan malam tahun baru.
Menjelang senja sore itu, kami berenang di laut depan penginapan sambil menikmati matahari terbenam terakhir di tahun 2015 itu, bermain air, berenang bebas bagai melepas segala yang menjadi kepenatan yang telah berlalu selama setahun, sambil bertanya-tanya apa yang menjadi harapan di tahun 2016. Ada yang ingin naik pangkat, ada yang berharap tahun depan bisa traveling ke tempat yang masih jadi impian, dan kerjaan semakin baik kedepannya. Semua itu hanya harapan sebelum menyongsong Tahun yang baru, tapi apapun yang akan terjadi di tahun 2016 semoga itu bisa menjadi tahun terbaik lagi bagi kami masing-masing.
Setelah puas bermain air hingga matahari benar-benar tengelam, kami bersih-bersih kemudian mencari makan oleh karena perut yang mulai keroncongan kembali. mengetahui situasi bahwa sangat sulit menemukan tempat makan, kami lebih duu sudah bertanya dan ternyata kami bisa makan di restoran pada resort yang terletak dibagian depan pulau. Tapi bagi saya sendiri cukup mengerikan berjalan dengan hanya bermodalkan senter tanpa ada penerangan lain saat menuju kesana. Setelah memesan makanan yaitu ikan bakar saus dan sayur kangkung dengan nasi, yang sebenarnya tergolong agak mahal tapi setidaknya cukup sebanding dengan rasanya yang enak. Kami kembali menuju penginapan kami, membuka kelambu dan beristirahat untuk mempersiapkan akan diving di hari pertama Tahun 2016. Kami sempat terbangun karena mendengar bunyi petasan, dan ternyata pulau Kaledupa sedang menghitung malam pergantian tahun. Begitu terasa sepi dengan hanya memandang dari jauh hamburan petasan di langit malam tahun baru saat itu.Awalnya kami hanya berencana 1 kali dive dengan biaya 400 Ribu/sekali dive, Pagi-pagi sekali kami telah janjian dengan pak jufri yang akan kami temani diving dan ternyata yang menemani kami yaitu dive master dan ada 2 buddy lagi.
Spot Diving Outer Pinacle
Spot pertama kami yaitu Outer Pinacle, saat turun kami langsung dikejutkan oleh keindahan wall spot ini, dan seperti ada gravitasi ataukah arus yang menarik kami ke bawah.. sangat indah dan membuat kami begitu terpesona, biota laut dan beraneka ragaman terumbu karang memanjakan mata kami, namun memiliki sensasi yang jelas berbeda dengan tomia, kali ini seperti betul-betul menghipnotis kami. namun itu harus berakhir ketika akhirnya oksigen kami menunjukkan batas maksimal, dan kami naik dengan sedikit rasa masih nagih hahahaa...
Setelah naik kepermukaan, kami diajak makan siang oleh pak jufri, ikan bakar Baronang yang dibakar dengan sederhana dan nasi yang seadanya dengan beberapa kelapa muda sebagai bonusnya, sambil bercengkrama dengan pak Jufri dan dive masternya, akhirnya kami mengetahui ternyata ada spot schooling fish barracuda yang terkenal itu, dan menurut mereka sangat bagus. mendengar cerita itu saja, anganku sudah kemana-mana membayangkan hal yang luar biasa. namun kak gilang agak berat untuk mau dive 2 kali karena budget kami pas-pasan namun tidak dengan saya yang selalu membawa cadangan, karena menyadari saya agak sedikit boros untuk hal-hal yang agak limited edition hihihi...
Dengan sedikit memasang wajah memelas ke arah kak gilang "kak scooling barracuda, kapan lagi, ini loh yang buat kita kepengen banget ke Wakatobi. Duitku kayaknya masih cukup deh untuk nombokin kamu juga, nanti aja gantinya di wanci atau di makassar juga enggak papa, setelah gajian pun juga enggak papa hehe.. plisss..." dengan wajah yang berpikir keras akhirnya kak gilang mengiyakan untuk dive kedua kalinya, dengan konsekuensi begitu masuk pulau Wanci dia tak memegang uang sepeserpun hahaha... hemm kadang disitu saya cukup merasa berdosa hahaha.. tapi hal yang terbaik adalah mengenai sebuah kesempatan yang mungkin tidak akan datang untuk kedua kalinya dan keberanian untuk mengambil sebuah resiko, bukankah sebuah perjalanan jauh lebih asik jika banyak hal tak terduga yang bisa menjadi cerita seru hehehe... Kapan lagi bisa ada di pulau orang tanpa uang sepeserpun hahaha tapi hal itu jelas sangat tidak mengecewakan.
Setelah kami bersiap-siap dan menuju ke spot yang dimaksud, barulah diatas kapal kami tanyakan apa nama spot ini untuk sebagai catatan mengisi log book kami, namanya yaitu spot channel yang membuat kami cukup terkejut, karena kami cukup mengetahui bahwa spot channel merupakan salah satu spot yang terkenal di pulau hoga, dan spot ini tidak diperuntukan untuk yang masih bersertifikat open water seperti kami tapi minimal advenced oleh karena memiliki arus yang cukup kencang. tapi apa daya kami sudah tidak mungkin mundur lagi, juga mungkin karena dive master yang membawa kami melihat kami cukup bertanggung jawab atas diri kami selama dive pertama tadi jadi dia berani membawa kami ke spot ini, tapi kali ini hanya bersama dive masternya saja, kedua buddy muda tadi sudah tidak ikut serta mungkin karena spot ini agak beresiko.
Begitu turun kami disajikan pemandangan tebing yang luar biasa, sensasinya terasa lebih berat disini ketimbang spot yang pertama. awalnya kami diajak berkeliling melihat hamparan tebing menuju ke lokasi yang biasa ditemukan scooling fish barracuda, ikan barakuda merupakan salah satu ikan dengan ukuran badan yang memanjang dan memiliki moncong panjang didepan. Begitu mencapai kedalaman 25 meter, muncullah puluhan kemudian ratusan bahkan mungkin ribuan ikan barakuda yang berputar-putar bergerombol membentuk sebuah pusaran besar, melihat itu sungguh terpana bahkan takjub akan keindahan yang kami lihat, beruntung saat itu kamera dipegang kak gilang jadi saya agak santai menikmati schooling fish barracuda ini, melihatnya jujur agak merinding begitu banyak ikan besar yang hampir sama ukurannya melintas tepat didepan mataku, bahkan saya begitu dekat dengan pusarannya.
Bahkan dengan kode kak gilang bermaksud menyuruhku masuk diantara pusarannya, tapi gila aja enggak mungkinlah nanti saya dipatok hahaha... Karena melihat inilah sampai kami begitu ingin datang ke pulau Wakatobi, dan akhirnya kesampaian seperti sebuah hadiah tahun baru atas keberanian kami mengelilingi 5 pulau di kepulauan Wakatobi ini. semua hal yang kami temui begitu indah dan tak berhenti membuat kami takjub, namun selalu ada yang terbaik dari semuanya. Dan bagiku Schooling fish barracuda inilah yang terbaik.
Namun ternyata yang terbaik bukan tidak dengan resiko yang tinggi, setelah berlalunya schooling fish barracuda, kami mulai berkeliling pinggiran tebing lagi, mengikuti sang guide dengan kak gilang si patner divingku berada dibelakang yang selalu siap sedia dan selalu menjagaku dalam keadaan apapun, namun begitu terkejut ketika guide memberi kode mana yang satunya, begitu berbalik tidak ada kak gilang di belakangku, berputar melihat atas dan bawah tidak ku temukan dimanapun...
Berbunyi begitu jantungku tiba-tiba seperti mau lepas, detak jantungku sudah tidak beraturan, tanpa berpikir panjang saya sudah berbalik arah dan mengayunkan fins dengan kencang melewati beberapa tebing ingin mencari kak gilang yang tidak tahu dimana, melawan arus yang cukup kencang, jujur waktu itu saking khawatirnya, saya sudah berpikir macam-macam mungkin dia terbawa arus atau keselip diantara kawanan Barakuda tadi hahaha upss... namun semua lamunanku itu hilang dengan bunyi pointer sang guide menunjukan bahwa kak gilang ada diatas sambil berpegangan dengan karang dan berusaha menunjukkan dirinya karena mungkin sadar akan kekhawatiran kami, begitu lega rasanya kemudian saya naik dan menghampirnya menanyakan kabarnya dengan kode dan berniat kembali membawanya turun karena sepertinya dia cukup terbawa arus tapi hal yang sama terjadi lagi.
Dengan tetap mengambil posisi aman untuk deco stop kak gilang tetap diatas, dan saya tetap mengikuti guide kemudian ada kala guidenya diam dan seperti berpikir mau tetap jalan apa tidak, karena penasaran saya melewatinya namun saat itu yang saya lihat seperti ada badai pasir dan keadaan laut terlihat begitu gelap dan mengerikan cukup membuat merinding, tetapi saya melihat tanda agar kami segera naik dengan melakukan deco stop terlebih dahulu. Ketika naik keatas, ternyata akibat terbawa arus tadi, kak gilang dari kedalaman 25 meter langsung terbawa arus ke 10 meter. yang membuatnya agak mengalami vertigo dan sepertinya dia terkena penyakit penyelaman yaitu dekompresi atau sering kami singkat dengan deco, sebuah serangan yang terjadi pada tubuh dalam penyelaman jika tidak safety. Begitu sampai di penginapan, dia langsung beristirahat dan saya memberikannya obat ataukah minyak gosok karena ternyata itu bahkan masih terbawa hingga malam. Melihat itu semua seperti ada rasa menyesal tapi bersyukur semua baik-baik saja. Namun ini menjadi sebuah pengalaman berharga agar kita lebih berhati-hati dalam segala hal, ada kalanya sesuatu musibah terjadi dengan tidak bisa kita prediksi.
Malamnya kami disajikan makan malam oleh pemilik penginapan, karena ternyata mereka juga baru pulang merayakan tahun baru di pulau kaledupa. dengan nasi, ikan bakar, ayam goreng, dan sayur bening malam itu terasa begitu mengenyangkan sebagai pengantar kami beristirahat karena hari ini ternyata terasa begitu melelahkan dan mendebarkan. Dengan bersiap-siap untuk keesokan harinya pagi-pagi sekali kami harus mengangkat carrier berangkat menuju pulau wanci, pemberhentian terakhir kami di pulau wakatobi.
Pulau-pulau yang ada di wakatobi sudah sangat terkenal hingga mancanegara, namun pulau hoga begitu indah alam bawah lautnya yang tidak kalah dengan keindahan landscape nya. Jika kamu telah berpergian keberbagai tempat, ada kalanya suatu tempat menjadi yang terbaik menurutmu, entah itu keindahan tempatnya, suasananya ataukah cerita didalamnya. Rasanya begitu puas sudah merasakan setiap jengkal dari pulau ini, akan tetapi jika ada kesempatan lagi ingin rasanya kembali suatu saat nanti. Namun menurut saya, kalian belum sah dibilang ke wakatobi kalau belum menginjak pulau hoga hahaha.. Hoga is The best Part of Wakatobi island.
Perjalanan adalah mengenai sebuah keberanian yang ditambahi dengan bumbu sedikit nekat akan membuatnya menjadi kisah yang tak akan terlupakan namun tetaplah menjadi seorang traveler yang cerdas yaitu menjadikan sebuah prestasi jika pulang dengan sehat dan baik-baik saja.
Kehidupan bagai sebuah perjalanan yang tak berujung, namun akan ada dimana hidup terasa begitu datar tapi lakukan hal yang menjadi kesukaanmu, hidup hanya sekali bray dan mungkin hal yang sama tak akan terulang untuk kedua kalinya maka saat ada kesempatan lakukan yang terbaik.
Hanya ada laut dengan air yang bening, jejeran bebatuan karst, rimbunan pepohonan hijau, dan suasana tenang bagai private island, semua hal itulah yang membuat pulau hoga menjadi favoritku.