Wisata Sejarah: Misteri Meriam Polong Di Benteng Somba Opu

Legenda di Balik Meriam Terpotong di Benteng Sumbo Opu Makassar 

Wisata Holik - Kawasan Wisata Benteng Sombu Opu memang sudah lama menjadi kawasan wisata pendidikan dan budaya daerah Sulawesi Selatan. Ada banyak hal yang dapat ditemui di dalam benteng termasuk rumah ada seluruh daerah di Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat, Gowa Discovery park dan juga benda-benda peninggalan sejarah yang menjadi saksi perjuangan Sultan Hasanuddin melawan Belanda. Salah satunya adalah Sebuah meriam terpotong di dalam benteng.

Kondisi meriam potong atau dalam Makassar dikenal dengan nama Meriang Polonga adalah sebuah meriam yang terletak dibawah salah satu pohon besar yang ada di kawasan Benteng Somba Opu. Meriam ini menjadi salah satu pusat metidasi warga setempat dan tidak pernah sunyi dari kembang dan lilin merah. 

Hantu Misteri Meriam Polong Di Benteng Somba Opu Sulawesi Selatan


Lerak dari Meriam polong dulunya hanya di bawah sebuah pohon namun karena ada banyak kejadian yang aneh di sekitar meriam, Warga kemudian membuat pendopo  agar meriam tidak ramai dikunjungi tangan-tangan jahil yang mungkin saja merusak keadaan meriam. Konon ada banyak hal yang juga dapat menimpa pengunjung jika melakukan hal-hal aneh dengan meriam tersebut. Apalagi bagi mereka yang tidak tahu tata krama dan langsung saja masuk tanpa memberi salam ke dalam pendopo. 

Dg Ngasseng salah seorang warga kampung Sapiria Lekoboddong mengaku sudah sangat sering melihat orang kerasukan atau sakit karena masuk dalam pendopo tanpa memberi salam. Sebagian warga di sekitar Benteng Somba Opu juga yakin jiga kawasan ini Angker alias Karrasa (dalam bahasa makassar, tempat yang dijaga oleh mahluk halus, astral dan jin). Di kawasan pendopo ada sebuah makam berkuran satu meter dan juga sebuah ranjang disertai dengan kasur. Di atas ranjang ada sebuah baki besar tempat orang-orang menaruh sesajen dan juga membakar kemenyan.

Meriam polong sendiri adalah meriam berbentuk bedil dengan peluru bulat dari logam berat dan diledakkan secara manual dengan menggunakan Bubuk mesiu. Panjang meriam ini 1,5 meter dan disangga dengan batu. Meriam sudah tidak utuh lagi dan konon sebagain dari potongan meriam ini ada di negeri Ratu Yuliana, Belanda.

Dg ngewa, Seorang warga kampung sapiria yang pernah dilibatkan dalam proses penggalian benda-benda purba kala menjelaskan bahwa pada abad ke 15, selain meriam anak Makassar, kerajaan Gowa punya dua meriam besar yakni meriam Subhana dan meriam Polong. 

Cerita yang diterima oleh warga sekitar secara turun temurun mengisahkan jika meriam tersebut terpotong akibat terus digunakan untuk menembak pasukan belanda selama 40 hari. Gerombolan belanda yang datang dari arah Maccini Sombala terus menerus menggempur benteng Somba Opu dan karena panas akhirnya meriam tersebut tepotong

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel