Wisata Candi Borobudur : Tempat yang Tidak Sekedar Hits tapi Juga Bernilai Wisata

Candi Borobudur: Kemewahan Bangunan Jawa Kuno yang Mendunia

Wisata Holik - Candi Borobudur termasuk destinasi wisata yang tak pernah sepi pengunjung. Hal ini dapat terjadi karena pengunjung merasa tertarik dengan kemegahan bangunan kuno ini. Meskipun pernah mengalami kerusakan parah bahkan hingga tertimbun tanah, sejarah mengenai adanya bangunan megah ini tak pernah hilang. Keindahan, kejelian arsitektur yang mampu ditampilkan candi ini, serta kandungan filosofis dari setiap sudutnya menjadikan Borobudur sebagai bukti keagungan masyarakat pada waktu itu.

Keagungan Borobudur menjadi kebanggaan tersendiri bagi Indonesia sejak dahulu kala. Pada saat Indonesia dipimpin oleh Sukarno, Soekarno selalu mengajak tamu-tamunya untuk mengunjungi Borobudur untuk menunjukkan bahwa Indonesia memiliki bangunan yang sangat istimewa. Hal ini juga diakui oleh dunia, dimana UNESCO pernah menobatkan candi Borobudur termasuk ke dalam salah satu dari tujuh keajaiban dunia.


1. Lokasi dan Akses Transportasi Menuju Candi Borobudur  

Candi Borobudur terletak di Desa Borobudur Kecamatan Borobudur Kabupaten Magelang. Lokasi ini berjarak sekitar 45 km arah utara dari kota Jogja, 20 km arah selatan dari kota Magelang. Untuk dapat mengakses lokasi candi Borobudur akan sangat mudah.  Jika Anda berada di luar kota, maka Anda dapat sampai ke lokasi ini dengan menggunakan transportasi udara maupun darat. Jika Anda menggunakan pesawat, maka Anda dapat menuju penerbangan ke Bandara Adi Sucipto-Jogja . Dari bandara ini, Anda melanjutkan perjalanan menuju Magelang menggunakan transportasi darat, seperti bus atau menggunakan kendaraan pribadi. 

Jika Anda hendak menggunakan bus dari bandara Adi Sucipto menuju candi Borobudur, Anda dapat menggunakan bus Damri Bandara-Magelang yang ada di area bandara. Atau Anda dapat menggunakan bus umum menuju Magelang. Dari bandara, Anda hanya perlu menaiki Trans Jogja menuju terminal Giwangan, selanjutnya dari terminal Giwangan Anda dapat menggunakan bus Jogja-Magelang, yang kemudian Anda dapat turun di pertigaan Borobudur.

Namun, jika Anda berasal dari Jakarta/ Bandung/Surabaya dan menggunakan kereta api, maka Anda dapat turun di stasiun Tugu Yogyakarta atau stasiun Lempuyangan. Dari stasiun Tugu atau Lempuyangan, Anda dapat melanjutkan perjalanan menggunakan Trans Jogja jalur 2B menuju terminal Jombor. Dari terminal Jombor, Anda dapat menggunakan bus Yogyakarta-Magelang. Jarak Yogya-Magelang adalah sekitar 45 km dengan lama perjalanan sekitar 1,5 jam. Atau jika Anda menggunakan bus dari Jakarta/ Bandung, Anda dapat menggunakan bus jurusan Yogyakarta, daan kemudian Anda turun di Magelang, tepatnya di area sekitar Borobudur.   

Namun, apabila Anda menggunakan kendaraan pribadi, rute yang ditempuh dari Kota Jogja adalah : Jogja - Jl. Magelang - Sleman - Tempel - Salam - Muntilan - Palbapang (pertigaan setelah muntilan, sebelum blabak; belok kanan) - Mendut - parkiran Borobudur. Jarak sekitar 45 km, dengan waktu tempuh lalu lintas normal 1 jam. Bagi Anda yang membawa kendaraan berupa mobil, maka Anda akan diarahkan untuk parkir di dalam taman wisata (di dalam pagar), sedangkan bagi Anda yang menggunakan sepeda motor maka Anda akan diarahkan untuk parkir di luar taman wisata.

Gunung Wisata Indah manis gunung indah candi borobudur gunung pemandangan

2. Harga Tiket Masuk ke Candi Borobudur

Berlaku sejak bulan Mei tahun 2017, pengelola Taman Wisata Candi menerapkan Harga Tiket Masuk (HTM) baru untuk beberapa candi, termasuk candi Borobudur dan candi Prambanan. Untuk candi Borobudur sendiri, harga tiket masuk untuk wisatawan dalam negeri Rp 40.000 (dewasa) dan Rp 20.000 (anak). Sedangkan, harga tiket masuk untuk wisatawan luar negeri adalah sebesar 20USD, sedangkan untuk anak-anak harga tiket masuknya sebesar 10USD. Harga tiket baru tersebut diberlakukan untuk memenuhi kebutuhan operasional perawatan candi. 

Candi Borobudur sendiri mulai dibuka pukul 06.00 sampai dengan pukul 17.00. Selain dapat berkunjung pada siang hari, pada waktu-waktu tertentu candi Borobudur dapat dikunjungi pada malam hari. Biasanya candi Borobudur dibuka pada malam hari adalah pada saat hari raya Waisak. Sebagian wisatawan umumnya tertarik untuk mengunjungi Borobudur pada hari tersebut, karena di akhir upacara perayaan, akan dilepas sejumlah lapion. Hal ini tentu saja sangat menarik bagi para wisatawan. Namun, pada malam Waisak ini, pengunjung tidak diperkenankan memasuki seluruh area Borobudur secara bebas. Karena pada area tertentu, area tersebut digunakan sebagai tempat ibadah bagi umat Budha yang tengah menyelenggarakan upacara sakral. 

Namun, sejak akhir tahun 2017 lalu, pesona malam di candi Borobudur tidak hanya dapat dinikmati pada saat hari raya Waisak. PT Taman Wisata Candi, sebagai pengelola candi Borobudur, menyelenggarakan Borobudur Cultural Feast dan Borobudur Nite. Selain menyaksikan pendar lampu dari candi Borobudur, serta sejumlah lampion berwarna-warni yang diterbangkan, pengunjung dapat menikmati suguhan produk lokal berupa produk kuliner dan produk kreatif dengan diiringi lantunan lagu dari penyanyi terkenal Indonesia. 

Wisata Candi borobudur langit sejarah dan manis

3. Menyusuri Sejarah Candi Borobudur

Membahas sejarah berdirinya candi Borobudur, sebagian orang akan mengingat nama Gunadharma, yang diperkirakan menjadi pemimpin dalam pembangunan candi Borobudur. Menurut cerita yang berkembang, Gunadharma berasal dari India, dan kemudian datang ke Nusantara untuk membangun candi Borobudur. Dikatakan juga bahwa tubuh Gunadharma yang telah mati berubah menjadi bukit Menoreh, karena bentuk bukit ini mirip dengan tubuh manusia yang sedang berbaring.  Namun, hal tersebut belum dapat diketahui kebenarannya, karena belum terdapat bukti tertulis yang menjelaskan informasi mengenai siapakah sebenarnya yang membangun candi Borobudur. 

Tidak hanya pendiri Borobudur yang belum diketahui secara pasti jati dirinya, melainkan juga nama dari Borobudur itu sendiri yang belum diketahui asal mulanya berdasarkan bukti sejarah. Banyak sumber yang mengemukakan asal mula nama Borobudur. Sejarawan menduga nama Borobudur berasal dari nama desa tempat candi tersebut didirikan. Karena sejarawan menduga bahwa pada masa lalu, apabila umat mendirikan bangunan/ candi, umumnya akan diberi nama sesuai dengan nama desa atau daerah didirikannya bangunan tersebut. Namun, banyak sumber lain yang juga berpendapat mengenai asal mula nama Borobudur. Salah satu sumber mengemukakan mengenai pendapat Raffles yang mengemukakan bahwa Borobudur berasal dari padanan kata Bore (Boro), yang merupakan nama desa di wilayah tersebut dan Budur yang berkaitan dengan istilah Budha yang bermakna purba. Akan tetapi pendapat Rafless ini dikoreksi oleh arkeolog, yang beranggapan bahwa nama Budur berasal dari istilah bhudhara yang berarti gunung. Selain beberapa pendapat di atas, masih banyak pendapat lagi yang berupaya mengemukakan asal mula nama Borobudur. 

Sama seperti bangunanan candi pada umumnya, candi Borobudur juga digunakan sebagai tempat suci bagi agama Buddha. Selain itu, candi Borobudur juga digunakan sebagai tempat ziarah yang mengngatkan manusia untuk beralih dari alam nafsu duniawi menuju pencerahan dan kebijaksanaan sesuai ajaran Buddha. Untuk memasuki candi,  para peziarah dianjurkan untuk masuk melalui bagian timur candi meuju bagian barat candi. Kemudian, peziarah akan menapaki tiga tingkat candi ini. Hal ini menunjukka tiga tingkatan dalam agama Buddha. Ketiga tingkatan itu adalah Kāmadhātu (ranah hawa nafsu), Rupadhatu (ranah berwujud), dan Arupadhatu (ranah tak berwujud). Dalam perjalanannya nanti, peziarah akan melewati lorong, tangga, relief yang ada di dinding candi serta.

Sebagai bangunan kuno, candi Borobudur memiliki sejarah yang panjang. Meskipun asal mula pembangunan candi ini hanya memiliki bukti sejarah yang sedikit, namun sumber yang dikemukakan oleh sejarawan J.G. de Casparis dapat menjadi dasar untuk menyusuri sejarah candi ini. Berdasarkan kajian terhadap prasasti Karangtengah dan Tri Tepusan, Casparis memperkirakan bahwa pendiri candi Borobudur adalah raja Mataram dari wangsa Syailendra bernama Samaratungga, yang melakukan pembangunan sekitar tahun 824 M. Bangunan candi Borobudur tersebut, kemudian baru dapat diselesaikan pada masa putrinya, Ratu Pramudawardhani. Pembangunan Borobudur diperkirakan memakan waktu setengah abad. Kemudian, Casparis juga memperkirakan bahwa Bhūmi Sambhāra Bhudhāra dalam bahasa Sanskerta yang berarti "Bukit himpunan kebajikan sepuluh tingkatan boddhisattwa", merupakan dasar dari nama candi Borobudur. 

candi borobudur dan wisata harga tiket sejarah

Tidak berbeda jauh dengan yang terlihat pada saat sekarang ini, candi Borobudur memiliki banyak arca Buddha dan juga relief Buddha di dindingnya. Hal ini menunjukkan bahwa candi ini memang digunakan untuk tempat pemujaan bagi umat Buddha. Namun, karena adanya bencana alam, berupa letusan gunung berapi, candi ini sempat mengalami kerusakan yang cukup parah, hingga akhirnya diperkirakan pada abad ke-14, candi ini betul-betul ditinggalkan. 

Karena sudah tidak digunakan lagi, kondisi candi ini sangat memprihatinkan. Candi Borobudur terlantar selama berabad-abad, hingga tertutup oleh tanah dan pepohonan. Kondisi candi Borobudur saat itu betul-betul menyerupai bukit. Alasan sesungguhnya penyebab Borobudur ditinggalkan hingga kini masih belum diketahui secara pasti. Menurut naskah Nagarakartagama, Mpu Prapanca secara samar-samar menuliskan tentang adanya wihara di wilayah Budur yang ditinggalkan karena kondisi alam yang tidak stabil dan seiring beralihnya kekuatan kerajaan ke wilayah Jawa Timur. Namun, sumber lain menyebutkan bahwa candi Borobudur mulai benar-benar ditinggalkan sejak penduduk sekitar beralih keyakinan kepada Islam pada abad ke-15. Namun, keberadaan candi ini tidak sepenuhnya dilupakan oleh masyarakat sekitar, maka masyarakat Jawa kuno mengaitkan keberadaan candi dengan hal-hal yang bersifat tahayul yang diturunkan terus-menerus hingga menjadi dongeng rakyat Jawa. 

Setelah lama tertimbun oleh tanah, seorang berkebangsaan Inggris bernama Thomas Stamford Raffles memiliki minat terhadap sejarah JawaHal inilah yang kemudian menjadi awal bagi penemuan kembali candi Borobudur. Dengan bantuan insinyur Belanda, Raffles menginstruksikan untuk menyelediki keberadaan candi Borobudur. Hal pertama yang dilakukan adalah menebang seluruh belukar yang tumbuh di atas tanah candi Borobudur ini berada. Karena berbagai faktor, pekerjaan ini tidak dapat diselesaikan dengan maksimal, namun sketsa candi Borobudur telah berhasil dibuat. Kemudian, penggalian situs bersejarah ini dilanjutkan oleh bangsa Belanda dalam waktu yang cukup lama. Namun, setelah ditemukan sebagai bangunan yang utuh, candi Borobudur menjadi incaran masyarakat umum yang ingin mengambil arca dan batuan yang ada pada candi. 

Kepala arca Buddha merupakan bagian yang paling banyak menjadi incaran untuk dicuri. Namun, karena terlalu besar, maka pencuri arca ini umumnya hanya mengambil arca kepala Buddha saja. Karena itulah kini di Borobudur banyak ditemukan arca Buddha tanpa kepala. Kepala Buddha Borobudur telah lama menjadi incaran kolektor benda antik serta museum-museum di seluruh dunia. Namun, hal yang paling membuat miris adalah pemerintah Hindia Belanda pada waktu itu mengizinkan penjarahan yang dilakukan oleh Raja Thailand yang ingin membawa beberapa arca untuk dipamerkan di museum nasional Thailand. Akhirnya, berbagai upaya lain dilakukan untuk mengamankan bangunan bersejarah ini. 

Pasca kemerdekaan Indonesia, yakni sekitar akhir tahun 1960-an, Pemerintah Indonesia mengajukan pemugaran besar-besaran untuk melindungi bangunan candi. Pengajuan ini kemudian disetujui, dan akhirnya Pemerintah Indonesia bersama UNESCO mengambil langkah untuk perbaikan menyeluruh candi ini. Setelah pemugaran besar-besaran ini, candi Borobudur kembali menjadi pusat keagamaan dan ziarah agama Buddha. Dalam kurun waktu minimal satu tahun sekali, umat Buddha akan berkumpul di candi ini untuk memperingati hari Waisak. 

Sejarah candi Borobudur tidak sampai di sana, pada sekitar tahun 1985, area candi Borobudur terkena serangan bom, yang sengaja dialkukan oleh seorang muslim yang memiliki pemahaman ekstrem. Beberapa arca rusak parah akibat peristiwa pengeboman ini. Setelah peristiwa pengeboman tersebut, upaya perbaikan dilakukan dan pengunjung yang datang ke candi ini perlahan-lahan bertambah banyak kembali. Namun, beberapa bencana alam  yang terjadi di sekitar Jawa Tengah dan Yogyakarta cukup memberikan dampak bagi bangunan candi ini. Seperti letusan gunung berapi yang terjadi pada tahun 2010, menyebabkan bangunana candi tertutup abu vulkanik. Hal ini sangat cukup mendapat perhatian dari UNESCO, karena abu vulkanik yang banyak mengandung zat kimia, dikhawatirkan akan menyebabkan pelapukan batuan candi. Akhirnya, pemerintah Indonesia bersama UNESCO bekerjasama kembali untuk membersihkan abu vulkanik dari bangunan candi. Hingga kini, candi Borobudur masih kokoh berdiri dan semakin banyak aktivitas yang diselenggarakan di area candi.

4. Wisata di Candi Borobudur

Wisata di candi Borobudur akan sangat menarik, karena candi ini memang sangat mewah walaupun bangunan ini termasuk bangunan kuno. Hal ini menjadi menarik karena pada masa lalu belum memiliki teknologi yang canggih, namun dapat dihasilkan karya yang sangat memukau. Tidak hanya bangunannya yang menawan, setiap sudut bangunan yang ada di Borobudur memiliki makna tersendiri. Terdapat sumber yang menyatakkan bahwa denah Borobudur membentuk Mandala, yang merupakan lambang alam semesta dalam kosmologi Buddha. Selain itu, bangunan ini juga diilhami oleh gagasan dharma dari India dan Indonesia.

Candi Borobudur terdiri atas lorong-lorong yang setiap ukurannya memiliki makna tersendiri pada ajaran agama Buddha. Karena merupakan area peribadatan, maka akan banyak ditemukan arca Buddha ketika berada di lokasi candi ini. Arca Buddha yang berada di dalam ruangan, sangat menarik perhatian apabila terkena cahaya matahari karena nampak sangat indah. Selain arca Buddha yang ada di candi ini, akan terdapat erca beberapa hewan yang memiliki kaitan dengan ajaran Buddha. Namun, terdapat beberapa arca yang kurang lengkap bagian tubuhnya, hal ini dapat terjadi karena dicuri atau mengalami kerusakan. 

Tidak hanya lorong dan arca candi yang menarik perhatian, melainkan juga pahatan relief yang ada di dinding candi, yang dibuat dengan sangat teliti. Relief-relief yang ada ini tergolong sangat indah dalam kesenian dunia Buddha. Beberapa bentuk relief menggambarkan beberapa sikap tubuh yang memiliki makna atau nilai estetis tertentu pada ajaran agama Buddha. Ada pula relief-relief berwujud manusia mulia seperti raja, wanita, pertapa, dewa dan lainnya. Selain itu, ditemukan juga beberapa relief berbentuk teratai yang memang merupakan bunga yang memiliki makna bagi umat Buddha. 

Relief yang ada pada Borobudur ini dikatakan sebagai relief yang sangat lengkap, seperti sebuah kitab karena menceriatakan tentang berbagai hal terkait kehidupan masyarakat Jawa kuno. Hal ini sangat penting bagi para peneliti, karena peneliti yang tertarik untuk meneliti kehidupan masa lampau di Jawa kuno pada abad ke-8 dan ke-9  akan menggunakan relief candi Borobudur sebagai salah satu sumbernya. Beberapa contoh benda yang ada pada relief diantaranya, bentuk rumah panggung, bentuk perhiasan, busana serta persenjataan, alat transportasi, aneka tumbuhan dan hewan. Relief-relief ini umumnya dianjurkan untuk dibaca searah jarum jam karena terdapat berbagai kisah bermakna yang terkandung di dalamnya. Dan jika Anda ingin mendalami mengenai candi Borobudur, Anda dapat juga berkunjung ke museum yang ada di area candi ini.

5. Fasilitas Wisata di Candi Borobudur

Hal lain yang membuat candi Borobudur diminati oleh wisatawan adalah tersedianya berbagai fasilitas yang memudahkan wisatawan. Candi Borobudur memiliki area parkir yang cukup luas, mushola, toilet serta berbagai toko yang menjual cenderamata. Sedangkan untuk kuliner, Anda dapat menemukannya di depan area candi. Disana Anda akan dengan mudah menemukan warung makan yang menjajakan makanan khas Magelang serta menu makanan lainnya. Di dekat area candi pun akan dengan mudah Anda temukan hotel atau penginapan dengan harga yang bervariasi. 

6. Tips Wisata ke Candi Borobudur 


  1. Patuhilah seluruh peraturan yang ada di area candi, karena candi borobudur ini masih digunakan untuk peribadatan umat Buddha. 
  2. Pilihlah waktu yang tepat untuk mengunjungi candi Borobudur, agar ketika Anda berkunjung tidak terlalu ramai. 
  3. Gunakanlah alat pelindung dari paparan sinar matahari, seperti topi atau payung untuk sedikit mengurangi paparan sinar matahari yang cukup terik. Atau Anda dapat mengatur jadwal kunjungan pada pagi atau sore hari. 
  4. Bawalah barang bawaan secukupnya dan bawalah air minum juga secukupnya untuk melepas dahaga ketika mengelilingi area candi. 
  5. Perhatikanlah pengumuman yang ada di sekitar candi, karena akan ada beberapa acara menarik yang diselenggarakan di area candi Borobudur.

7. Destinasi Wisata di Sekitar Candi Borobudur    

Jika Anda berkunjung ke candi Borobudur, Anda dapat menikmati destinasi wisata lain yang berjarak tidak jauh dari lokasi candi Borobudur. Berikut ini beberapa destinasi wisata yang dapat Anda kunjungi di sekitar candi Borobudur. 

  1. Gereja di Bukit Rhema - Gereja yang berada di Bukit Rhema, Dusun Gombong, Desa Kembang Limus, Kecamatan Borobudur ini, umumnya dikenal dengan nama gereja ayam. Gereja ini sebenarnya sudah tidak dugunakan lagi, karena bangunannya sudah tertutupi oleh ilalang. Namun bentuknya yang unik mendapat perhatian dari masyarakat. Sebenarnya bangunan ini tidak berbentuk ayam, melainkan sebuah burung merpati dengan mahkota yang ditempatkan pada bagian kepalanya. 
  2. Puthuk Setumbu - Puthuk setumbu merupakan destinasi wisata lain yang masih berada di kawasan kecamatan Borobudur. Destinasi wisata ini umumnya digunakan untuk melihat cahaya matahari terbit. Pemandangan yang disajikan di lokasi ini memang sangat meneduhkan, sehingga jangan sampai Anda melewatkan untuk berkunjung ke puthuk setumbu ini. 
  3. Curug Silawe - Selain destinasi wisata berupa bangunan, di dekat Borobudur juga terdapat destinasi wisata alam yakni curug Silawe. Curug Cilawe sendiri merupakan air terjun yang tergolong masih jarang dikunjungi. Namun, untuk dapat sampai ke lokasi wisata ini Anda perlu mempersiapkan diri Anda dan berbagai perlengkapan yang Anda perlukan.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel