Jalan-Jalan Sejarah ke Benteng Balangnipa di Kabupaten Sinjai, Sulawesi Selatan
Sunday, February 12, 2017
Edit
Wisata Holik. Holiker yang punya rencana perjalan ke Kabupaten Sinjai di Sulawesi Selatan, agar perjalanan sedikit lebih bermakna kami punya satu tempat rekomended untuk dikunjungi. Benteng Balangnipa adalah salah satu tempat yang sangat layak holiker kunjungi untuk menambah refrensi sejarah dan juga rasa cinta akan kultur dan budaya Indonesia terutama sejarah mengenai perjuangan rakyat Tellulimpoe.
Sejarah Singkat Benteng Balangnipa
Benteng Balangnipa adalah sebuah benteng yang telah berdiri kokoh sejak abad ke 15 di kabupaten Sinjai, menuur sumber sejarah yang disaur dari laman resmi kabupaten Sinjai, Benteng Balangnipa didirikan tahun 1557 oleh kerajaan Tellulimpoe yang tidak lain adalah sebuah perserikatan antara rakyat pribumi dari Lamatti, Tondong dan Bulo-bulo.
Benteng Balangnipa dibangun di atas tanah seluas 2500 meter persegi di daerah Balangnipa, kecamatan Sinjai Utara, tepatnya berada di sisi sungai Tangka. Pada awal berdiri benteng ini dibangun dengan menggunakan batu gunung sebagai bahan utama pendirian benteng serta direkatkan dengan lumpur yang tidak lain diambil dari sungai Tanka itu sendiri.
Dinding benteng dibuat kokoh dengan Persegi empat namun tidak kaku melainkan condong kea rah oval. Benteng yang dibangun sebagai basis pertahanan dari kerajaan Tellulumpoe dibangun dengan ketebalan dinding mencapai “Siwali Reppa” atau setengah Sepa, kira-kira sekitar 50 cm. Bangunan benteng dibangun menghadap ke sungai Tangka dengan 4 buah Bastion yang diletakkan pada masing-masing sudut benteng. Bastion-bastion tersebut dibangun sebagai pos bertahan pada saat benteng diserang atau pada saat benteng berada dalam kondisi Siaga.
Ada banyak kisah yang terjadi di dalam benteng, sebagian besar adalah kisah heroik dari prajurit-prajurit Tellulimpoe dalam melawan invasi yang dilakukan oleh VOC ke daratan Sinjai. Agresi militer Belanda yang dianggap sudah keterlaluan kemudian memecahkan perang yang paling historic di tanah Sinjai, yakni perang Mangngarabombang yang dikenal istilah Rumpa’na Mangngarabombang. Perang yang pecah sejak tahun 1859 sampai tahun 1861 menyimpan kisah pilu bagi rakyat setempat.
Perlawanan rakyat Tellulimpoe yang sangat tidak sebanding dengan kekuatan militer Belanda yang dilengkapi senjata modern dan teknologi yang canggih akhirnya membuat benteng Balangnipa jatuh ke tangan Belanda pada tahun 1859. Kejatuhan Benteng Balangnipa ternyata tidak membuat perlawanan surut, para pemberani dari rakyat pribumi terus menunjukkan perlawanan yang gagah berani tanpa mempedulikan perbedaan teknologi perang yang digunakan. Kisah perang Mangngarabombangpun berkahir dengan kisah yang menyedihkan dengan kekalahan telak pada tahun 1861, dua tahun setelah benteng ditaklukkan.
Selama masa aman dan tidak adanya penyerangan yang dilakukan oleh rakyat pribumi, tahun 1864 Belanda melakukan pemugaran benteng dengan menghilangkan seluruh ciri khas dan bentunk awal Benteng Balangnipa. Benteng direnovasi dengan gaya arsitektur khas Eropa kental. Benteng Balangnipa kemudian dijadikan basis pertahanan oleh Belanda untuk menguatkan kaki-kainya di tanah Sulawesi Selatan yang terkenal sangat sulit ditaklukkan dan tak pernah surut dalam berjuang.
Jalan-jalan ke Benteng Balangnipa - Sinjai
Jika anda berkesempatan untuk jalan-jalan ke Benteng Balangnipa, anda akan di sambut oleh sebuah pintu raksasa seukuran 4 meter dengan bentuk melingkar pada bian atas menyerupai bentuk terowongan. Daun pintu dari kayu yang sangat berat dan tahan ledakan dari peluruh meriam kecil yang membutuhkan beberapa pria kekar untuk menggerakkannya. Pada bagian dalam benteng anda akan menemukan lapangan yang agak terbuka dengan rumput hijau. Pada bagian dalam benteng terdiri dari 6 bangunan tua yang masih dijaga hingga hari ini. 2 bangunan yang pernah berfungsi sebagai dapur, 3 unit rumah dan satu banguan yang digunakan gudang penyimpanan mesiu dan peralatan perang.
Benteng Balangnipa - Triptor.com |
Tidak sampai disitu, pada bagian dalam benteng terdapat beberapa penjara yang diduga digunakan sebagai tempat penyiksaan para tawanan yang tertangkap. Anda juga akan menemukan sebuah meriam yang dibuata dari perunggu. Meriam dengan ukuran moncong sebesar 11 cm dengan ruang pembakaran mesiu yang berdiameter 18 cm dengan panjang 96 cm masih dapat ditemukan di dalam benteng. Meriam ini bahkan memiliki kembaran di Istana raja Lamatti. Beberapa porselin kuno yang berasal dari Ming, Shati dan juga Ching dapat ditemukan di dalam benteng. Keramik-keramik dari Eropa dan Jepang yang dipergunakan oleh Belanda tetap berada pada tempatnya di dalam museum benteng Balangnipa.
Saat ini Benteng Balangnipa masih aktif digunakan sebagai museum kabupaten Sinjai yang menyimpan banyak ingatan-ingatan perang Mangngarabombang. Pemerintah daerah juga menggunakan bagian dari lapangan di dalam benteng sebagai pusat pagelaran budaya tradisional dan modern kabupaten Sinjai. Untuk dapat mengakses Benteng Balangnipa cukuplah mudah, anda hanya perlu berjalan ke utara dari pusat kota Sinjai. Jaraknya lumayan dekat hanya 1 km dan terletak di pinggir jalan raya. Ada sebuah papan nama Besar di depan benteng sehingga anda tidak perlu repot-repot mencari lokasi benteng Balangnipa. Wisata Sulawesi Selatan.